simulasi pengambilan sampel dan sebaran spasial
populasi hama
(Laporan Praktikum Bioekologi Hama
Tumbuhan)
Oleh
Harina Wahyuningsih
1514121114
Kelompok 6
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2016
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada budidaya tanaman umumnya, organisme pengganggu
tanaman (OPT) merupakan salah satu kendala yang perlu diperhatikan dan
ditanggulangi. Perkembangan serangan opt yang tidak dapat dikendalikan akan
berdampak kepada timbulnya masalah-masalah lain yang bersifat social, ekonomi,
dan ekologi.
Organisme pengganggu tanaman adalah semua organisme
yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil yang secara langsung karena
meninbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau kompetisi
hara terhadap tanaman budidaya. Organisme pengganggu tanaman dikelompokkan
menjadi tiga kelompok utama yaitu : hama, penyakit, dan gulma. Hama adalah
semua organisme atau gen biotik yang merusak tanaman dengan cara yang
bertentangan dengan manusia. Suatu organisme juga diakatakan hama apabila
organisme tersebut mengurangi kualitas dan kuantitas baha makanan, pakan
ternak, tanaman serat, hasil pertania, atau panen, pengolahan dan dalam
penggunaanya serta dapat bertinfak sebagai vector penyakit pada tanaman.
Karena banyak kerugian yang dapat ditimbulkan oleh
hama, maka perlu dilakukan pengendalian. Sebelum melakukan pengendalian, kita
perlu mengetahui tingkatan kerusakan, intensitas dan luar serangan seta
populasi hama yang menyerang lahan pertanian. Untuk mengetahui semua hal
tersebut, maka perlu dilakukan teknik pengamatan yang efisien. Salah satunya
ialah dengan teknik pengambilan sampel seperti yang akan dilakukan dalam
praktikum kali ini
1.2
Tujuan
Percobaan
Adapun
tujuan dilakukan praktikum ini adalah:
1.
Memberikan pengenalan kepada praktikan pada skala simulasi tentang cara
pendugaan sebaran spasial hama
pada hamparan pengamatan, dan penentuan ukuran sampel optimum.
2.
Mengetahui rumus menghitung .dan
ragam dan jenis-jenis pola yang diamati.
.
II. METODOLOGI PERCOBAAN
1.1
Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
antara lain alat tulis dan kalkulator. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah beras.
1.2
Prosedur
Kerja
Prosedur kerja yang dilakuka dalam
dalam praktikum in adalah:.
1.
Disiapkan semua
alat dan bahan yang akan digunakan
2.
Dibuat
12garis kotak kotak kecil dengan 6 kolom dan 2 baris.pada meja praktikum
3.
Beras disebarkan pada garis kotak kotak secara acak,
sampai seluruh kotak diisi oleh beras.
4.
Dihitung beras yang terdapat pada masing
masing kotak.
5.
Dihitung rata rata
beras, ragam (s2), dan ukuran sampel optimum (N) dari semua kotak.
III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Pengamatan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan maka didapat hasil pengamatan sebagai berikut :
Tabel
1
Sampel
|
Populasi
|
–
)
|
–
2
|
1
|
73
|
25,16667
|
633,3611
|
2
|
55
|
7,166667
|
51,36111
|
3
|
41
|
-6,83333
|
46,69444
|
4
|
40
|
-7,83333
|
61,36111
|
5
|
48
|
0,166667
|
0,027778
|
6
|
43
|
-4,83333
|
23,36111
|
7
|
30
|
-17,8333
|
318,0278
|
8
|
60
|
12,16667
|
148,0278
|
9
|
56
|
8,166667
|
66,69444
|
10
|
62
|
14,16667
|
200,6944
|
11
|
20
|
-27,8333
|
774,6944
|
12
|
46
|
-1,83333
|
3,361111
|
∑
|
574
|
|
2327,667
|
Perhitungan :
=
=
=
47,8
S2=∑
S2=
=
=
211,6
K=(
) = (
) = 13,948 ≈ 14
Sx2
=
=
=
17,6
N=
N=
=
=
11,988 ≈ 12
Tabel 2
Kelompok
|
|
S2
|
Pola
sebaran
|
N
|
1
|
75,67
|
55
|
Mengelompok
|
0,6598264
|
2
|
60,833
|
503,0606
|
Mengelompok
|
|
3
|
38,83
|
222,6967
|
Mengelompok
|
59,079
|
4
|
37,67
|
73,91
|
Mengelompok
|
1,948
|
5
|
62,17
|
388,3
|
Mengelompok
|
33,1331347
|
6
|
47,8
|
211,6
|
Mengelompok
|
11,988 ≈ 12
|
7
|
55,75
|
321,65
|
Mengelompok
|
0,05606
|
8
|
70
|
525,91
|
Mengelompok
|
0,27
|
9
|
49,92
|
42,45
|
seragam
|
6,814
|
10
|
52,91667
|
408,81
|
Mengelompok
|
392,3941
|
3.2
Pembahasan
percobaan
simulasi pengambilan sampel dan sebaran spasial populasi hama di ibaratkan dengan beras sebagai hamanya dan
kotak kotak kecil pada meja praktikum sebagai petakan (rumpun tanaman). Pada Praktikum simulasi pengambilan
sampel dan sebaran spasial populasi hama mendapatkan hasil pada 12 petak yang
dijadikan sampel. Selanjutnya didapatkan jumlah serangga (butir beras) dalam
rumpun (petak) 1
yaitu 73 ekor, rumpun 2yaitu 55 ekor, rumpun 3yaitu 41 ekor, rumpun 4 yaitu 40 ekor, rumpun 5 yaitu 48ekor, rumpun 6 yaitu 43 ekor, rumpun 7 yaitu 30 ekor, rumpun 8yaitu 60 ekor, rumpun 9 yaitu 56 ekor, rumpun 10 yaitu 62 ekor, rumpun 11 yaitu 20 ekor, dan rumpun 12yaitu 46 ekor.
Setelah didapatkan data, maka dilakukan perhitungan
rata-rata pada populasi sampel serangga per rumpun dan didapatkan hasil sebesar
48 ekor/rumpun. Selanjutnya ragam populasi dihitung dengan
menjumlahkan hasil pengurangan jumlah serangga per rumpun dengan rata-ratanya
yang selanjutnya dikuadratkan. Didapatkan hasil ragam sebesar 211,6 Jadi, dapat dinyatakan bahwa pola sebaran spasial yang
digunakan ialah sebaran spasial mengelompok karena nilai rata-rata (ӯ) lebih
kecil dari ragamnya (s²).
Pola sebaran spasial akan mempengaruhi berapakan ukuran
sampel yang harus diambil. Semakin besar ukuran sampel yang akan diamati maka
semakin besar keandalan data yang diperoleh. Oleh karena itu kemudian
ditetapkan rumus untuk menghitung besarnya sampel optimum, yaitu jumlah sampel
yang diamati tidak harus melebihi nilai ini tetapi data yang diperoleh akan
dianggap cukup andal. Nilai sampel optimum didapatkan melalui perhitungan yang
kompleks antara k, galat baku, dan rata-rata. Didapatkan hasil sampel optimum
sebesar 12 dengan nilai k sebesar 14 dan nilai sx sebesar 17,6
Berdasarkan data
kelas yang telah di dapatkan dari 10 kelompok yang telah melakukan percobaan, mayoritas
pola sebaran spasial yang digunakan
ialah sebaran spasial mengelompok kecuali pada kelompok 9 yang
menggunakan sebaran spasial seragam karena nilai rata-rata (ӯ) sebesar 49,92 lebih besar dari ragamnya (s²) yaitu
42,45.
Sampel
adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. ( Notoatmojo, 2003 )
Penyebaran Mengelompok merupakan bentuk penyebaran yang seakan-akan
merupakan kebalikan dari bentuk penyebaran acak, dimana kedudukan suatu
individu serangga hama pada suatu titik di dalam ruang akan dipengaruhi oleh
atau pun mempengaruhi kedudukan individu serangga hama lain yang ada pada titik
yang lain. Dengan perkataan lain kedudukan individu serangga hama yang lain
akan saling mempengaruhi (Tim Dosen, 2011).
Sebaran spasial adala penyebaran atau pemancaran
organism di dalam ruang (space) tempat hidup atau habitatnya.
Penyebaran atau distribusi tumbuhan dalam suatu
populasi bisa bermacam-macam, pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran,
yaitu
(1). Penyebaran secara acak , jarang terdapat di
alam. Penyebaran ini biasanya terjadi apabila faktor lingkungan sangat beragam
untuk seluruh daerah dimana populasi berada, selain itu tidak ada sifat-sifat
untuk berkelompok dari organisme tersebut. Dalam tumbuhan ada bentuk-bentuk
organ tertentu yang menunjang untuk terjadinya pengelompkan tumbuhan
(2). Penyebaran secara merata, umumnya terdapat pada tumbuhan.
Penyebaran semacam ini terjadi apabila ada persaingan yang kuat antara
individu-individu dalam populasi tersebut. Pada tumbuhan misalnya persaingan
untuk mendapatkan nutrisi dan ruang.
(3). Penyebaran secara berkelompok, adalah yang paling umum di alam,
terutama untuk hewan. Pengelompokan ini disebabkan oleh berbagai hal: Respon
dari organisme terhadap perbedaan habitat secara local. Respon dari organisme
terhadap perubahan cuaca musiman akibat dari cara atau proses reproduksi
atau regenerasi (Somarwoto, 2001).
IV.
KESIMPULAN
Adapaun
kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1.
Rata-rata populasi dalam sampel rumpun sebesar 48 serangga/rumpun.
2.
Ragam yang didapatkan ialah sebesar 211,6
3.
Sampel optimum (N) yang
didapat yaitu sebesar 12
4.
Dari 10 kelompok yang ada di
kelas 90 % pola sebaran spasial yang digunakan ialah sebaran spasial mengelompok
5.
Dikatakan pola sebaran spasial mengelopok apabila nilai rata-rata (ӯ) lebih kecil dari ragamnya (s²).
DAFTAR
PUSTAKA
Mustafa, H.
2000. Teknik Sampling. Niaga Swadaya. Jakarta.
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta. jakarta
Somarwoto,
O. 2001. Ekologi Lingkungan Hidup dan
Pembangunan. Djambatan.jakarta
Tim Dosen
jurusan Hama Penyakit Tumbuhan. 2011. Modul Praktikum
Peramalan Hama dan Epidomologi
Penyakit Tumbuhan.
Universitas
Brawijaya. Fakultas Pertanian. Jurusan
Hama dan Penyakit Tumbuhan.
Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar