Minggu, 20 November 2016

LAPORAN PENGENALAN ALAT SPRAYER



PENGENALAN ALAT SPRAYER
(Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian)




Oleh
Harina Wahyuningsih
1514121114
Kelomok 9
















JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

I           PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Organisme pengganggu tanaman merupakan organisme-organisme yang dapat merusak tanaman baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kerusakan tersebut dapat menimbulkan kerugian baik dari segi kualitas ataupun kuantitas panen, sehingga merugikan secara ekonomi. Untuk menghin dari kerugian karena serangan OPT, tanaman harus dilindungi dengan cara mengendalikan OPT tersebut. Dengan demikian untuk membasmi organisme penganggu tanaman dibutuhkan suatu substansi yang berfungsi untuk membasmi OPT tersebut yaitu berupa pestisida.
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangatluas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bacteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman

Alat aplikasi pestisida yang di amati pada praktikum ini adalah jenis spreyer. Aplikasi pada spreyer biasanya pestisida formulasi EC,WP dan S. Hal ini biasanya di sesuaikan dengan fungsi dari spreyer tersebut, sebab pada jenis formulasi tersebut dapat di encerkan.sprayer juga memiliki berbagai majam jenis dengan bentuk serta ukuran yang berbeda beda, hal ini tergantung kebutuhan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman, serta menyesuaikan kebutuhan penggunaan pestisidanya sendiri.

1.2         Tujuan Percobaan

1. Agar mahasiswa mengetahui berbagai macam alat sprayer
2. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian sprayer
3. Agar mahasiswa mengetahui mekanisme kerja dari alat sprayer




























II.           TINJAUAN PUSTAKA


Istilah "mengendalikan" organisme pengganggu tanaman (OPT) bukan berarti harus diberantas habis. Namun pengendalian disini adalah usaha pengendalian populasi atau tingkat kerusakan karena OPT agar kerusakan dapat ditekan serendah mungkin sehingga secara ekonomis tidak merugikan (Djojosumarto, 2004).

Dengan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertanian yang berkelanjutan diperlukan cara pengendalian yang tepat. Dalam menangani OPT (organisme pengganggu tanaman) petani dewasa ini sering menggunakan pestisida. Pestisida merupakan zat yang mampu membasmi OPT.
Peran alat aplikasi pestisida juga sangat penting mengingat pestisida merupakan zat kimia berbahaya juga untuk memudahkan penggunaan pestisida tersebut. Alat-alat aplikasi pestisida memiliki berbagai macam jenis dengan fungsi yang berbeda-berbeda tergantung sasaran yang akan dikendalikan. Pengetahuan tentang bagian-bagian alat aplikasi pestisida beserta mekanisme kerjanya penting untuk diketahui agar saat aplikasinya nanti dapat lebih efisien dan efektif. Untuk itu diperlukan pengenalan terlebih dahulu mengenai alat-alat tersebut baik dari bagian-bagiannya hingga mekanisme kerja alat tersebut. Dalam praktikum ini akan dibahas mengenai alat-alat aplikasi pestisida beserta mekanisme kerjanya. (Suharno,2005)

Prinsip kerja sprayer adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni tekanan dalam tabung khusus dipompa sehingga

mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut bersama dengan cairan. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman(Sudarmo, 1997).

fungsi utama dari suatu sprayer adalah memecah cairan menjadi tetes tetes dengan ukuran yang efektif untuk didistribusikan secara merata di atas  permukaan atau ruang yang harus dilindungi. Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida untuk menghindarkan pemberian yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak atau merupakan pemborosan. Sedangkan tujuan utama dari penyemprotan obat anti hama dengan menggunakan sprayer adalah untuk melindungi tanaman dari jasad pengganggu dalam batasbatas yang menguntungkan petani 
(Daywin1992)


















III.       METODOLOGI PERCOBAAN


3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum Mata kuliah Mekanisasi  Pertanian yang berjudul pengenalan alat sprayer ini dilaksanakan pada hari selasa, 4 oktober 2016 pukul 08:00 – 10:00 WIB. Tempat paktikum yaitu di Laboratorium Daya, Alat dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2  Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
-          Alat sprayer
-          air
-          alat tulis
-          kamera

1.1    Prosedur Kerja

Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah
Diperhatikan penjelasan asisten dosen mengenai mekanisme kerja sprayer dan macam macam alat sprayer
Dicatat penjelasan dan di lakukan pengambilan gambar alat alat spreyer

Di lakukan pemisalan perhitungan dalam penggunaan sprayer untuk mengendalikan organism pengganggu tanaman




IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1    Data Pengamatan

Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapat data sebagai berikut .
No.
Flourate (ml/s)
Vair rata-rata (ml)
Dosis Pupuk (ml)
1
5,15
11188,16
0,0228




Dik : Volume air              : 1700 ml
Waktu                     : 5 menit 30 detik = 330 s
Lebar kerja              : 60 cm = 0,6 m
Kecepatan Kerja 1  : 9,19 m/menit = 0,153 m/s
Kecepatan Kerja 2  : 11,9 m/menit = 0,198 m/s
Luas lahan              : 15 m x 15 m = 225 m2
Kadar rekomendasi            : 1,5 ml/ha = 0,15 ml/m
Kapasitas tangki     : 1700 ml
Dit : Dosis pupuk yang digunakan ?
Jawab :
Fluorate = V/t = 1700 ml / 330 s = 5,15 m/s
V air 1 = Flourate x Luas lahan
 Lebar kerja x Kecepatan Kerja
= 5,15 ml/s x 225 m2   = 12622,54 ml
 0,6 m x 0,153 m/s

V air 2 = Flourate x Luas lahan
 Lebar  kerja x Kecepatan Kerja
= 5,15 ml/s x 225 m2   = 9753,78 ml
 0,6 m x 0,198 m/s
V air rata-rata =                V air 1+ V air 2
             2
= 12622,54 ml +9753,78 ml           = 11188,16ml
2

Dosis  = Kadar rekomendasi x Kapasitas tangki
 V air rata-rata
= 0,15 ml/m2 x 1700 ml             = 0,0228 ml
 11188,16


4.2       Pembahasan

Fungsi utama dari suatu sprayer adalah Memecah cairan menjadi tetes-tetes dngan ukuran yang efektif untuk didistribusikan secara merata di atas permukaan atau ruang yang harus dilindungi. Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida untuk menghindarkan pemberian yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak atau merupakan pemborosan.

Tujuan utama dari penyemprotan obat anti hama dengan menggunakan sprayer adalah untuk melindungi tanaman dari jasad pengganggu dalam batas-Batas yang menguntungkan petani.

Jenis-jenis Sprayer

Sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakni knapsack sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer.
1.        Knapsack Sprayer
Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan karena penggunaanya relative mudah dan lebih banyak isi volume yang dapat di tamping..
Prinsip kerjanya adalah:
Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot.
Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-turun.
Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Bengawan Solo 425, Yoto 16, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB16.
2. Motor Sprayer

Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah
mist blower power sprayer, dan boom sprayer.
Keuntungan denngan menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja.
Kelemahannya:
– Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal.
– Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman
Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang, dll.
3. CDA Sprayer

Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya grafitasi dan putaran piringan.
Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki melalui selang menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke arah bidang sasaran. Putaran piring digerakan oleh dinamo dengan sumber tenaga bater 12 volt. Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran 250 mikron merupakan ukuran optimal untuk membasahi permukaan gulma. Berdasarkan keseragaman bentuk butiran yang dihasilkan maka alat semprot ini disebuat CDA (controlled Droplet Application).

Tenaga yang digunakan untuk menggerakkan pompa pada sprayer bisa berasal daritenaga manusia sebagai operator, motor bakar bensin, ataupun putaran dari PTO suatu traktor. Sprayer dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan tenaga penggeraknya, yaitu:
a.Sprayer dengan penggerak tangan (hand operated sprayer), terdiri atas:
1. Hand sprayer, yaitu sprayer yang berukuran kecil dan khusus untuk
    Keperluan di lapangan rumah, taman dan penyemprotan ringan lainnya.
2. Sprayer otomatis: yaitu sprayer dengan tekanan tinggi dimana tekanan diberikan atau dibentuk melalui pemompaan sebelum penyemprotan dilakukan. Sprayer ini disebut juga comprassed air sprayer dengan tekanan dalam tangki sekitar 140–200 psi atau 10–14 kg/cm2
3.Sprayer semi otomatis, yaitu  prayer yang bentuk fisiknya menyerupai
Sprayer otomatis tetapi tidak memerlukan tekanan tinggi. Pembentukan
tekanan melalui pemompaan yang diberikan sebelum dan selama penyemprotanberlangsung.
4) Jenis jenislainnyaseperti bucket sprayer, barrel sprayer, cheel barrow sprayer, slide pump sprayer. Pada tipe-tipe ini tangkidan pompa tidak tersusun dalam satu unit, melainkan salingterpisah.
b. Sprayer bermotor (power sprayer)
Menggunakan sumber tenaga penggerak dari motor bakar atau motor listrik atau PTO traktor. Ada beberapa tipe dari power sprayer yaitu hydraulic sprayer, hydraulic-pneumatic sprayer: blower sprayer: aerosol generator. Menurut Barus(2003)sprayerdibagi menjadi tiga jenis yaitu hand atau knapsack sprayer, motor sprayer dan CDA sprayer. Controlled Droplet Application (CDA) sprayer merupakan sprayer yang tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan herbisida ke arah gulma sasaran, melainkan berdasarkan gaya gravitasi dan putaran piringan. Putaran piring digerakkan oleh dynamo. Dengan sumber tenaga baterai 12 volt. Putaran piringan sekitar 2000rpm dan butiran yang keluar berbentuk seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran butiran 250 mikron merupakan ukuran butiran yang optimal untuk membasahi permukaan gulma dan meresap ke dalam jaringan gulma.

Terdapat tiga komponen utama dalamsprayer, yaitu:.
a.                   Bagian tangki (reservoir)
Tangki pada sprayer merupakan tempat atau wadah untuk menyimpan cairan yang akan disemprotkan. Adapun bahan yang biasa digunakan untuk membuat tangki adalah bahan plastik dan bahan logam. Bahan dari plastik memiliki keunggulan terutama dari segi dimensi yang lebih ringan dibandingkan bahan dari logam. Akan tetapi bahan dari logam memiliki keunggulan dalam penggunaannya, contohnya adalah kemudahan pada saat membersihkan tangki dari sisa-sisa  bahan semprot. Ukuran tangki berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, untuk hand sprayer kapasitas yang digunakan biasanya berkisar 10 sampai 17 liter. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan operator untuk menggendongnya, selain itu hand sprayer hanya diperuntukkan bagi tugas penyemprotan ringan dengan areal yang tidak terlalu luas. Sedangkan untuk penyemprotan bahan yang lebih luas digunakan boom sprayer yang dipasang pada traktor dengan tangki berkapasitas sampai 500 galon atau 1892 liter, ada 2 macam bentuk tangki yang sangat popular, yaitu:
1.                  Bentuk bulat panjang atau silinder. Penyemprot otomatis menggunakan tangki berbentuk silinder 
2.                  Bentuk pipih (penampang melintang), berbentuk elips, dan bagian belakang disesuaikan dengan lekuk punggung. Pelengkap tambahan lainnya adalah manometer, komponen ini berfungsi sebagai penunjuk tekanan.

b.                  Bagian Pompa (unit pompa)
Unit pompa merupakan komponen yang terpenting dari penyemprot tipe gendong karena dari konstruksinya dapat mengetahui mengenai perbedaan tipe pompa, cara kerja dan perbedaan bentuk alat penyemprot secara keseluruhannya. Pompa inilah yang dapat menghasilkan tekanan udara di dalam pipa komponen pemompa. Selanjutnya tekanan udara tersebut mendorong cairan pada tangki yang berisi larutan pestisida sehingga akan terdorong dengan cairan yang mengalir ke dalam pipa pengeluaran dan selanjutnya akan tersemprot keluar melalui nosel. Dekat atau jauhnya pancaran larutan nosel tersebut sangat tergantung pada besarnya tekanan pompa. Semakin kuat tekanan pompa maka pancaran larutan dari nosel akan jauh dan sebaliknya semakin lemah tekanan pompa maka pancaran larutan dari nosel akan dekat. Ada dua tipe pompa penyemprot gendong yang paling umum, yaitu tipe pompa angin atau pompa torakdan tipe pompa isap (tekan).
c. Bagian Pengabut (Unit Selang dan Pelengkap nosel)
Komponen pengabut terdiri atas tiga bagian penting antara lain selang, laras penyembur dan kepala penyemprot.
1.                  Selang
Panjang selang penyembur rata-rata 1 meter. Salah satu ujung diberi mur penguat yang ditautkan pada pipa (keran utama)  tangki, sedangkan ujung lainnya terpaut pada pegangan (handle)  engkap dengan keran semprot. Selang dibuat sedemikian rupa sehingga tahan terhadap tekanan dan lekukannya tidak mengakibatkan selang melipat. Untuk mengatasi masalah tersebut, bagian dalam keran diberi lapis (kain) atau kawat spiral baja yang halus.
2. Laras Penyembur
Panjang laras penyembur rata-rata 45-50 cm. Laras penyemprot terbuat dari logam campuran.3) Kepala Penyemprot (nosel). Nosel penyemprot merupakan komponen terpenting yang berfungsi untuk memecah cairan semprotan menjadi tetes tetes dengan ukuran yang diinginkan dan memancarkannya ke permukaan yang harus disemprot (Smith dan Wilkes, 1990). Bentuk kepala penyemprot ada bermacam ragam, tetapi hanya beberapa saja yang umum terdapat pada hand sprayer, antara lain:
a. Jenis tunggal, terdapat dalam bentuk I dan L
b. Jenis ganda, terdapat dalam bentuk U, T dan O.



















V.        KESIMPULAN


Adapun tujuan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1     sprayer terdiri dari berbagai bagian yang saling melengkapi untuk menjalankan fungsinya
2     sprayer memiliki berbagai majam jenis dan di gunakan berdasarkan keperluan
3     pada perhitungan data di peroleh hasil perhitungan dosis pupuk sebesar 0.0228
4     sprayer membantu para petani dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman

DAFTAR PUSTAKA


Djojosumarto, P., 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.
          Yogyakarta.
Soetikno S. 1992. Pestisida Dasar-Dasar Dan Dampak Penggunaanya.
            Gramedia. Jakarta

Sudarmo, RM. 1997. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija.
            Kanisius. Jakarta.

Suharno, Benidiktus. 2005. HandsprayerAlatPenyemprotPertanian. Kumpulan ArtikelAlat&MesinPertanian.









LAMPIRAN

1.      Hand Sprayer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar