PENGENALAN ALAT SPRAYER
(Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian)
Oleh
Harina Wahyuningsih
1514121114
Kelomok 9
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2016
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Organisme pengganggu tanaman merupakan
organisme-organisme yang dapat merusak tanaman baik secara langsung ataupun
tidak langsung.
Kerusakan tersebut dapat menimbulkan kerugian baik dari segi kualitas ataupun
kuantitas panen, sehingga merugikan secara ekonomi. Untuk menghin dari kerugian
karena serangan OPT, tanaman harus dilindungi dengan cara mengendalikan OPT
tersebut. Dengan demikian untuk membasmi organisme penganggu
tanaman dibutuhkan suatu substansi yang berfungsi untuk membasmi OPT tersebut
yaitu berupa pestisida.
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta
jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang
dimaksud hama di sini adalah sangatluas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan
pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bacteria dan
virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis),
siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida juga
diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau
menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman
Alat
aplikasi pestisida yang di amati pada praktikum ini adalah jenis spreyer.
Aplikasi pada spreyer biasanya pestisida formulasi EC,WP dan S. Hal ini
biasanya di sesuaikan dengan fungsi dari spreyer tersebut, sebab pada jenis
formulasi tersebut dapat di encerkan.sprayer juga memiliki berbagai majam jenis
dengan bentuk serta ukuran yang berbeda beda, hal ini tergantung kebutuhan
dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman, serta menyesuaikan kebutuhan
penggunaan pestisidanya sendiri.
1.2
Tujuan Percobaan
1. Agar mahasiswa mengetahui
berbagai macam alat sprayer
2. Agar mahasiswa mampu
mengidentifikasi bagian-bagian sprayer
3. Agar mahasiswa mengetahui
mekanisme kerja dari alat sprayer
II. TINJAUAN PUSTAKA
Istilah
"mengendalikan" organisme pengganggu tanaman (OPT) bukan berarti
harus diberantas habis. Namun pengendalian disini adalah usaha pengendalian
populasi atau tingkat kerusakan karena OPT agar kerusakan dapat ditekan
serendah mungkin sehingga secara ekonomis tidak merugikan (Djojosumarto, 2004).
Dengan tingkat
kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertanian yang
berkelanjutan diperlukan cara
pengendalian yang tepat. Dalam menangani OPT (organisme pengganggu tanaman)
petani dewasa ini sering menggunakan pestisida. Pestisida merupakan zat yang
mampu membasmi OPT.
Peran alat
aplikasi pestisida juga
sangat penting mengingat pestisida merupakan zat kimia
berbahaya juga untuk memudahkan penggunaan pestisida tersebut. Alat-alat
aplikasi pestisida memiliki berbagai macam jenis dengan fungsi yang
berbeda-berbeda tergantung sasaran yang akan dikendalikan. Pengetahuan tentang
bagian-bagian alat aplikasi pestisida beserta mekanisme kerjanya penting untuk diketahui agar
saat aplikasinya nanti dapat lebih efisien dan efektif. Untuk itu diperlukan
pengenalan terlebih dahulu mengenai alat-alat tersebut baik dari
bagian-bagiannya hingga mekanisme kerja alat tersebut. Dalam praktikum ini akan
dibahas mengenai alat-alat aplikasi pestisida beserta mekanisme kerjanya. (Suharno,2005)
Prinsip kerja sprayer adalah memecah
cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Untuk memperoleh
butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan
partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni
tekanan dalam tabung khusus dipompa sehingga
mempunyai
tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat
pengabut bersama dengan cairan. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir
melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah
menjadi partikel-partikel yang sangat halus.Dengan bentuk dan ukuran yang halus
ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun
atau tajuk tanaman(Sudarmo, 1997).
fungsi utama dari suatu sprayer adalah memecah cairan menjadi tetes
tetes dengan ukuran yang efektif untuk didistribusikan secara merata di atas
permukaan atau ruang yang harus dilindungi. Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida untuk menghindarkan pemberian yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak atau merupakan pemborosan. Sedangkan tujuan utama dari penyemprotan obat anti hama dengan menggunakan sprayer adalah untuk melindungi tanaman dari jasad pengganggu dalam batasbatas yang menguntungkan petani
(Daywin1992)
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Mata kuliah Mekanisasi Pertanian yang berjudul pengenalan alat sprayer ini
dilaksanakan pada hari selasa, 4 oktober 2016 pukul 08:00 –
10:00 WIB. Tempat paktikum yaitu di Laboratorium Daya, Alat dan Mesin
Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
-
Alat
sprayer
-
air
-
alat
tulis
-
kamera
1.1 Prosedur
Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan
dalam praktikum ini adalah
Diperhatikan penjelasan asisten
dosen mengenai mekanisme kerja sprayer dan macam macam alat sprayer
|
Dicatat penjelasan dan di lakukan
pengambilan gambar alat alat spreyer
|
Di lakukan pemisalan perhitungan
dalam penggunaan sprayer untuk mengendalikan organism pengganggu tanaman
|
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Pengamatan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapat data
sebagai berikut .
No.
|
Flourate
(ml/s)
|
Vair rata-rata
(ml)
|
Dosis Pupuk
(ml)
|
1
|
5,15
|
11188,16
|
0,0228
|
|
|
|
Dik : Volume air :
1700 ml
Waktu :
5 menit 30 detik = 330 s
Lebar kerja :
60 cm = 0,6 m
Kecepatan Kerja 1 :
9,19 m/menit = 0,153 m/s
Kecepatan Kerja 2 :
11,9 m/menit = 0,198 m/s
Luas lahan :
15 m x 15 m = 225 m2
Kapasitas tangki :
1700 ml
Dit : Dosis pupuk yang digunakan ?
Jawab :
Fluorate = V/t = 1700 ml / 330 s = 5,15 m/s
V air 1 =
Flourate x Luas lahan
Lebar kerja x
Kecepatan Kerja
= 5,15 ml/s x
225 m2 = 12622,54 ml
0,6 m x 0,153 m/s
V air 2 =
Flourate x Luas lahan
Lebar
kerja x Kecepatan
Kerja
= 5,15 ml/s x
225 m2 = 9753,78 ml
0,6 m x 0,198 m/s
V air
rata-rata = V air 1+ V air
2
2
= 12622,54 ml
+9753,78 ml = 11188,16ml
2
Dosis = Kadar rekomendasi x Kapasitas tangki
V air rata-rata
= 0,15 ml/m2
x 1700 ml = 0,0228 ml
11188,16
4.2 Pembahasan
Fungsi utama dari suatu sprayer
adalah Memecah cairan menjadi tetes-tetes dngan ukuran yang efektif untuk
didistribusikan secara merata di atas permukaan atau ruang yang harus dilindungi.
Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida untuk menghindarkan pemberian
yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak atau merupakan pemborosan.
Tujuan utama dari penyemprotan obat
anti hama dengan menggunakan sprayer adalah untuk melindungi tanaman dari jasad
pengganggu dalam batas-Batas yang menguntungkan petani.
Jenis-jenis Sprayer
Sprayer untuk keperluan pertanian dikenal
dengan 3 jenis sprayer, yakni knapsack sprayer, motor sprayer, dan CDA
sprayer.
Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat
semprot punggung. Sprayer ini paling umum digunakan oleh petani hampir
di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan karena penggunaanya
relative mudah dan lebih banyak isi volume yang dapat di tamping..
Prinsip kerjanya adalah:
Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot.
Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot.
Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan
konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu
diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap
stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan
sekali naik-turun.
Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi
berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer
antara lain Merek Bengawan Solo 425,
Yoto 16, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB16.
2. Motor
Sprayer
Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah mist blower power sprayer, dan boom sprayer.
Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah mist blower power sprayer, dan boom sprayer.
Keuntungan denngan menggunakan motor sprayer
terutama kapasitasnya sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat
menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja.
Kelemahannya:
– Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal.
– Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman
– Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang, dll.
– Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal.
– Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman
– Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang, dll.
3. CDA Sprayer
Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya grafitasi dan putaran piringan.
Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya grafitasi dan putaran piringan.
Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki
melalui selang menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi
(spining disc), dan disebarkan ke arah bidang sasaran. Putaran piring
digerakan oleh dinamo dengan sumber tenaga bater 12 volt. Putaran piringan
sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam dengan ukuran 250 mikron.
Ukuran 250 mikron merupakan ukuran optimal untuk membasahi permukaan gulma.
Berdasarkan keseragaman bentuk butiran yang dihasilkan maka alat semprot ini
disebuat CDA (controlled
Droplet Application).
Tenaga yang digunakan untuk menggerakkan pompa pada sprayer bisa berasal
daritenaga manusia sebagai operator, motor bakar bensin, ataupun putaran dari
PTO suatu traktor. Sprayer dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan tenaga
penggeraknya, yaitu:
a.Sprayer dengan penggerak tangan (hand operated sprayer), terdiri atas:
1. Hand sprayer, yaitu sprayer
yang berukuran kecil dan khusus untuk
Keperluan di lapangan rumah, taman dan
penyemprotan ringan lainnya.
2. Sprayer otomatis: yaitu
sprayer dengan tekanan tinggi dimana tekanan diberikan atau dibentuk melalui
pemompaan sebelum penyemprotan dilakukan. Sprayer ini disebut juga comprassed
air sprayer dengan tekanan dalam tangki sekitar 140–200 psi atau 10–14 kg/cm2
3.Sprayer semi otomatis,
yaitu prayer yang bentuk fisiknya
menyerupai
Sprayer otomatis tetapi tidak memerlukan
tekanan tinggi. Pembentukan
tekanan melalui pemompaan yang
diberikan sebelum dan selama penyemprotanberlangsung.
4) Jenis jenislainnyaseperti bucket sprayer, barrel
sprayer, cheel barrow sprayer, slide pump sprayer. Pada tipe-tipe ini tangkidan
pompa tidak tersusun dalam satu unit, melainkan salingterpisah.
b. Sprayer bermotor (power sprayer)
Menggunakan sumber tenaga penggerak dari motor bakar atau motor listrik
atau PTO traktor. Ada beberapa tipe dari power sprayer yaitu hydraulic sprayer,
hydraulic-pneumatic sprayer: blower sprayer: aerosol generator. Menurut Barus(2003)sprayerdibagi
menjadi tiga jenis yaitu hand atau knapsack sprayer, motor sprayer dan CDA
sprayer. Controlled Droplet Application (CDA) sprayer merupakan sprayer yang
tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan herbisida ke arah
gulma sasaran, melainkan berdasarkan gaya gravitasi dan putaran piringan.
Putaran piring digerakkan oleh dynamo. Dengan sumber tenaga baterai 12 volt.
Putaran piringan sekitar 2000rpm dan butiran yang keluar berbentuk seragam
dengan ukuran 250 mikron. Ukuran butiran 250 mikron merupakan ukuran butiran
yang optimal untuk membasahi permukaan gulma dan meresap ke dalam jaringan
gulma.
Terdapat tiga komponen utama dalamsprayer, yaitu:.
a.
Bagian tangki
(reservoir)
Tangki pada sprayer merupakan tempat atau wadah untuk menyimpan cairan yang
akan disemprotkan. Adapun bahan yang biasa digunakan untuk membuat tangki
adalah bahan plastik dan bahan logam. Bahan dari plastik memiliki keunggulan
terutama dari segi dimensi yang lebih ringan dibandingkan bahan dari logam.
Akan tetapi bahan dari logam memiliki keunggulan dalam penggunaannya, contohnya
adalah kemudahan pada saat membersihkan tangki dari sisa-sisa bahan semprot. Ukuran tangki berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhan, untuk hand sprayer kapasitas yang digunakan biasanya berkisar
10 sampai 17 liter. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan operator untuk
menggendongnya, selain itu hand sprayer hanya diperuntukkan bagi tugas
penyemprotan ringan dengan areal yang tidak terlalu luas. Sedangkan untuk
penyemprotan bahan yang lebih luas digunakan boom sprayer yang dipasang pada
traktor dengan tangki berkapasitas sampai 500 galon atau 1892 liter, ada 2
macam bentuk tangki yang sangat popular, yaitu:
1.
Bentuk bulat
panjang atau silinder. Penyemprot otomatis menggunakan tangki berbentuk silinder
2.
Bentuk pipih
(penampang melintang), berbentuk elips, dan bagian belakang disesuaikan dengan
lekuk punggung. Pelengkap tambahan lainnya adalah manometer, komponen ini
berfungsi sebagai penunjuk tekanan.
b.
Bagian Pompa
(unit pompa)
Unit pompa merupakan komponen yang terpenting dari penyemprot tipe gendong
karena dari konstruksinya dapat mengetahui mengenai perbedaan tipe pompa, cara
kerja dan perbedaan bentuk alat penyemprot secara keseluruhannya.
Pompa inilah yang dapat menghasilkan tekanan udara di dalam pipa
komponen pemompa. Selanjutnya tekanan udara tersebut mendorong cairan pada
tangki yang berisi larutan pestisida sehingga akan terdorong dengan cairan yang
mengalir ke dalam pipa pengeluaran dan selanjutnya akan tersemprot keluar
melalui nosel. Dekat atau jauhnya pancaran larutan nosel tersebut sangat
tergantung pada besarnya tekanan pompa. Semakin kuat tekanan pompa maka
pancaran larutan dari nosel akan jauh dan sebaliknya semakin lemah tekanan
pompa maka pancaran larutan dari nosel akan dekat. Ada dua tipe pompa
penyemprot gendong yang paling umum, yaitu tipe pompa angin atau pompa torakdan
tipe pompa isap (tekan).
c. Bagian Pengabut (Unit Selang dan Pelengkap nosel)
Komponen pengabut terdiri atas tiga bagian penting antara lain selang,
laras penyembur dan kepala penyemprot.
1.
Selang
Panjang selang penyembur rata-rata 1 meter. Salah satu ujung diberi mur
penguat yang ditautkan pada pipa (keran utama)
tangki, sedangkan ujung lainnya terpaut pada pegangan (handle) engkap dengan keran semprot. Selang dibuat
sedemikian rupa sehingga tahan terhadap tekanan dan lekukannya tidak
mengakibatkan selang melipat. Untuk mengatasi masalah tersebut, bagian dalam
keran diberi lapis (kain) atau kawat spiral baja yang halus.
2. Laras Penyembur
Panjang laras penyembur rata-rata 45-50 cm. Laras penyemprot terbuat dari
logam campuran.3) Kepala Penyemprot (nosel). Nosel penyemprot merupakan
komponen terpenting yang berfungsi untuk memecah cairan semprotan menjadi tetes
tetes dengan ukuran yang diinginkan dan memancarkannya ke permukaan yang harus
disemprot (Smith dan Wilkes, 1990). Bentuk kepala penyemprot ada bermacam
ragam, tetapi hanya beberapa saja yang umum terdapat pada hand sprayer, antara lain:
a. Jenis tunggal, terdapat dalam bentuk I dan L
b. Jenis ganda, terdapat dalam bentuk U, T dan O.
V. KESIMPULAN
Adapun
tujuan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1 sprayer terdiri dari berbagai bagian yang
saling melengkapi untuk menjalankan fungsinya
2 sprayer memiliki berbagai majam jenis dan
di gunakan berdasarkan keperluan
3 pada perhitungan data di peroleh hasil
perhitungan dosis pupuk sebesar 0.0228
4 sprayer membantu para petani dalam
mengendalikan organisme pengganggu tanaman
DAFTAR
PUSTAKA
Djojosumarto,
P., 2004. Teknik
Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta.
Soetikno S.
1992. Pestisida Dasar-Dasar Dan Dampak Penggunaanya.
Gramedia. Jakarta
Sudarmo, RM.
1997. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija.
Kanisius. Jakarta.
Suharno,
Benidiktus. 2005. HandsprayerAlatPenyemprotPertanian. Kumpulan
ArtikelAlat&MesinPertanian.
LAMPIRAN
1. Hand
Sprayer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar