PENGENALAN
ALAT PENGERING HYBRID
(Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian)
Oleh
Harina Wahyuningsih
1514121114
Kelomok 9
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Teknik pengolahan pangan cukup
beragam mulai dari cara yang sederhana ,seperti penjemuran sampai yang canggih
yang memerlukan peralatan yang rumit dan tenaga khusus yang terlatih.
Pengetahuan dasar tentang metode pengawetan pangan, baik yang tradisional
maupun yang merupakan hasil ilmu pengetahuan modern, akan membantu pemahaman tentang
kedudukan iradiasi pangan diantara berbagai metode tersebut.
Pengeringan bermanfaat untuk melindungi
pangan yang mudah rusak, Pengurangan air menurunkan bobot dan memperkecil
volume pangan sehingga biaya pengangkutan dan penyimpanan rendah. Pengeringan
juga memudahkan penanganan, pengemasan, pengangkutan dan konsumsi. pengeringan Produk
pertanian bertujuan untuk mengurangi kandungan airnya, agar tidak terjadi
kerusakan akibat aktivitas mikroorganisme
Di Indonesia,
pengeringan masih dilakukan dengan memanfaatkan tenaga matahari. Namun, cara
ini sangat tergantung pada musim, waktu, tenaga kerja yang banyak, dan tempat
yang luas. Di Indonesia, pengeringan produk pertanian dengan menggunakan alat
pengering masih jarang dilakukan.. penggunaan alat pengering buatan adalah
untuk menghindari kelemahan yang ada pada pengeringan alami (penjemuran)., pengeringan
buatan dilakukan melalui pemberian panas yang relatif konstan terhadap produk
pertanian,. Dengan pengeringan buatan diharapkan kandungan air mula-mula sekitar
30 % akan turun sedemikian rupa hingga mencapai kadar air 12 - 16 %.Pada kadar air tersebut , biji-bijian telah
cukup siap untuk pengolahan Iebih Ianjut (penggilingan) ataupun untuk
penyimpanan.
1.2
Tujuan Percobaan
1.
Mengetahui Prinsip-Prinsip Dasar
Pengeringan.
2.
Mengetahui Pentingnya Pengeringan untuk
Komoditi Biji-Bijian.
3.
Mengetahui Berbagai Metode
Pengeringan untuk Komoditi Biji-Bijian.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Metode pengawetan dengan cara pengeringan merupakan metode paling tua dari
semua metode pengawetan yang ada. Contoh makanan yang mengalami proses
pengeringan ditemukan di Jericho dan berumur sekitar 4000 tahun. Metode ini
juga merupakan metode yang sederhana, aman, dan mudah. Dan dibandingkan dengan
metode lain, metode ini memiliki daya tahan yang lama dan tidak memerlukan
perlakuan khusus saat penyimpanan(Anonim, 2008).
Pengeringan
adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu
bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
energi panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai batas
sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya. Keuntungan
pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih
kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan,
berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan
demikian di harapkan biaya produksi bahan pertanian menjadi lebih murah.,
pengeringan juga mempunyai beberapa kerugian yaitu setelah pengeringan produk
pertanian dapat berubah secara fisik dan kimiawi sehingga dapat mengakibatkan penurunan
mutu dan sebagainya. Kerugian yang lainya juga disebabkan beberapa bahan kering
perlu pekerjaan tambahan sebelum di pakai, misalnya harus di basahkan kembali
(rehidratasi) sebelum di gunakan. Agar pengeringan dapat berlangsung, harus di
berikan energi panas pada bahan yang di keringkan, dan di perlukan aliran udara
untuk mengalirkan uap air yang terbentuk keluar dari daerah pengeringan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengeringan terutama adalah luas permukaan benda, suhu
pengeringan, aliran udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan
(Hardjosentono, 2009).
Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air bahan
sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat
menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Semakin banyak kadar air dalam
suatu bahan, maka semakin cepat pembusukannya oleh mikroorganisme. Dengan
demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama
dan kandungan nutrisinya masih ada. Akan tetapi misalnya pada ikan asin,
dilakukan penggaraman terlebih dulu sebelum dikeringkan. Ini dilakukan agar
spora yang dapat meningkatkan kadar air dapat dimatikan(Anonim, 2008).
Mikroorganisme menyukai tempat yang lembab atau basah
mengandung air. Jadi teknik pengeringan membuat makanan menjadi kering dengan
kadar air serendah mungkin dengan cara dijemur, dioven, dipanaskan, dan
sebagainya. Semakin banyak kadar air pada makanan, maka akan menjadi mudah
proses pembusukan makanan
(Anonim, 2006).
Contoh makanan yang biasa diawetkan dengan menggunakan metode pengeringan
adalah buah kering. Buah kering adalah buah yang telah dikeringkan baik sengaja
maupun tidak sengaja. Misalnya kismis dan kurma. Selain itu juga ada mie
instant. Di pabrik, terdapat suatu proses pengeringan mie sebelum dimasukkan ke
dalam bungkus, dll(Anonim,
2008).
Pengeringan
adalah proses mengurangi kadar air gabah hasil panen untuk keperluan simpan
atau giling, urutan 2 proses ini dapat dibolak-balik. Pada padi hibrida.
Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang
menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu
system terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada
kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang
optimal. Disiplin ini menerapkan matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu
sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan metodologi dalam menganalisis dan merancang
agar mampu memperkirakan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem
terpadu agroindustri. Sebagai paduan dari dua disiplin, teknik proses dan
teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan hasil pertanian
(Wijanto,2002).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Mata kuliah Mekanisasi Pertanian yang berjudul pengenalan alat pengeringan hybrid ini
dilaksanakan pada hari selasa, 8 november 2016 pukul 08:00 –
10:00 WIB. Tempat paktikum yaitu di Laboratorium Daya, Alat dan Mesin
Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
-
Alat
pengering hybrid
-
alat
tulis
-
kamera
1.1 Prosedur
Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan
dalam praktikum ini adalah
Diperhatikan penjelasan asisten dosen mengenai alat
pengeringan hybrid dan mekanisme kerjanya
|
Diamati bagian- bagian dari alat pengeringan hybrid
|
Di catat penjelasan asisten dosen tentang alat pengeringan
hybrid mulai dari mekanisme kerjanya, fung bagian-bagian alat pengeringan
hybrid dan lain lain
|
IV.
PEMBAHASAN
Pengeringan
merupakan cara pengawetan makanan dengan biaya rendah. Tujuan pengeringan
adalah menghilangkan air, mencegah fermentasi atau pertumbuhan jamur dan
memperlambat perubahan kimia pada makanan (Gunasekaran et al., 2012).
Selama pengeringan dua proses terjadi secara simultan seperti transfer panas ke
produk dari sumber pemanasan dan perpindahan massa uap air dari bagian dalam
produk ke permukaan dan dari permukaan ke udara sekitar. Esensi dasar dari
pengeringan adalah mengurangi kadar air dari produk agar aman dari kerusakan
dalam jangka waktu tertentu, yang biasa diistilahkan dengan periode penyimpanan
aman (Rajkumar dan Kulanthaisami, 2006).
Pengeringan di bagi menjadi beberapa
jenis yaitu:
1. Pengeringan alamiah menggunakan panas matahari
Pengeringan
hasil pertanian dengan menggunakan energi matahari biasanya dilakukan dengan
menjemur bahan diatas alas jemuran atau lamporan, yaitu suatu permukaan yang
luasnya dapat dibuat dari berbagai bahan padat. Sesuai dengan sistem dan
peralatannya serta pertimbangan faktor ekonomis, alat jemur dapat dibuat dari
anyaman tikar, anyaman bambu, lembaran seng, lantai batu bata atau lantai
semen.Pengeringan ini adalah pengeringan yang paling sederhana (dengan cara
penjemuran). Penjemuran adalah usaha pembuangan atau penurunan kadar air suatu
bahan untuk memperoleh tingkat kadar air yang cukup aman disimpan, yaitu yang
tingkat kadar airnya seimbang dengan lingkungannya.
2. Pengeringan menggunakan bahan bakar
Bahan bakar sebagai
sumber panas (bahan bakar cair, padat, listrik) misal : BBM, batu bara,
limbah biomasa yaitu arang, kayu, sekam, serbuk gergaji dll. Pengeringan
ini disebut juga dengan pengeringan mekanis. Jenis-jenis
pengeringan mekanis adalah Tray Dryer, Rotary Dryer, Spray Dryer,
Freeze Dryer
a. Tray dryer (alat pengering berbentuk rak)
- Bentuknya persegi dan didalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan
- Cocok untuk bahan yang berbentuk padat dan butiran
- Sering digunakan untuk produk yang jumlahnya tidak terlalu besar
- Waktu pengeringan umumnya lama (1-6 jam)
b. Rotary Dryer (Pengering berputar)
- Pengering kontak langsung yang beroperasi secara kontinyu, terdiri atas cangkang silinder yang berputarperlahan, biasanya dimiringkan beberapa derajat dari bidang horizontal untuk membantu perpindahan umpan basah yang dimasukkan pada atas ujung drum.
- Bahan kering dikeluarkan pada ujung bawah
- Waktu pengeringan cepat ( 10 s/d 60 menit).
- Cocok untuk bahan yang berbentuk padat dan butiran
c. Freeze dryer (Pengering beku)
- cocok untuk padatan yang sangat sensitif panas (bahan bioteknologis tertentu, bahan farmasi, pangan dengan kandungan flavor tinggi.
- Pengeringan terjadi di bawah titik triple cairan dengan menyublim air beku menjadi uap, yang kemudian dikeluarkan dari ruang pengering dengan pompa vakum mekanis
- Menghasilkan produk bermutu tinggi dibandingkan dengan teknik dehidrasi lain.
d. Spray dryer (pengering semprot)
- cocok untuk bahan yang berbentuk larutan yang sangat kental serta berbentuk pasta (susu,zat pewarna, bahan farmasi)
- Kapasitas beberapa kg per jam hingga 50 ton per jam penguapan (20000 pengering semprot)
- Umpan yang diatomisasi dala bentuk percikan disentuhkan dengan udara panas yang dirancang dengan baik
3. Pengeringan
gabungan
- Pengeringan gabungan adalah pengeringan dengan menggunakan energi sinar matahari dan bahan bakar minyak atau biomass yang menggunakan konveksi paksa (udara panas dikumpulkan dalam kolektor kemudian dihembus ke komoditi).
- Latar belakang : karena Temperatur lingkungan hanya sekitar 33 °C, sedangkan temperatur pengeringan untuk komoditi pertanian kebanyakan berkisar 60-70°C
- Oleh karena itu perlu ditingkatkan temperatur lingkungan dengan cara mengumpulkan udara dalam suatu kolektor surya dan menghembuskannya ke komoditi. (digunakan blower atau kipas angin ).
Contoh:
1.
Alat pengering energi surya tipe lorong
2.
Alat pengering energi surya-biomassa tipe lorong
3.
Alat pengering rumah asap
4.
Unit prosesing kakao/rumah pengering surya.
a. Alat pengering energi surya tipe lorong
- terdiri atas kipas angin sentrifugal, pemanas udara (kolektor) dan lorong pengering.
- Kolektor dan lorong pengering dipasang paralel dan diatasnya ditutup dengan plastik transparan.
- Alat pengering dipasang dengan arah membujur utara-selatan dan diletakkan diatas tanah.
- Udara pengering yang dihasilkan dalam kolektor dihembuskan ke komoditi dengan kccepatan 400 – 900 m3/jam agar tercapai temperatur pengeringan 40 – 60 OC.
b. Alat pengering energi surya-biomassa tipe lorong
- Alat pengering tipe lorong diatas dimodifikasi menjadi alat pengering energi surya dan biomass
- Ruang pengering dan kolektor dipasang pada satu sumbu supaya kehilangan tekanan udara menjadi lebih kecil. Kipas dengan tenaga listrik 60 watt dapat berfungsi secara efisien, bahkan kipas arus scarab 32 watt dengan penggerak photovoltaik dapat dipakai pada sistem tersebut
- Alat pengering tersebut dipasang diatas struktur kayu dan disangga dengan batako setinggi 60 cm dari tanah.
- Pada alat pengering yang dimodifikasi ini dilengkapi dengan tungku biomass dimana alat penukar panas yang terbuat dari plat baja, agar pada waktu hujan atau malam hari masih dapat dilakukan operasi pengeringan.
c. Alat pengering rumah asap
- Alat ini terdiri atas : plat pemanas matahari yang dihubungkan dengan ruang pengering. Di dalam ruang pengering yang berbentuk rumah yang pada bagian atasnya terdapat penggantung komoditas.
- Sebagian dari udara buang dikembalikan ke plat pemanas sehingga temperatur kembali dapat dinaikkan menjadi 45 – 60°C. Untuk mengurangi ketergantungan pada kondisi cuaca, alat ini dilengkapi dengan tungku biomass yang dipasang dibawah rumah asap.
d. Unit prosesing kakao/rumah pengering surya.
- atap seluas 100 m2 dan berfungsi juga sebagai kolektor matahari. Udara masuk ke kolektor sehingga menjadi panas. Dengan menggunakan kipas angin (blower), udara panas tersebut kemudian “ditarik” dan dihembus ke tempat pengering. Pemasangan atap dibuat dengan kemiringan 10° pada arah utara-selatan.
- Rumah pengering ini dirancang untuk memeroses 2-3 ton biji kakao basah, menggunakan 4 buah blower aksial.
- unit ini mampu berfungsi dengan efektif. Satu siklus pengolahan berlangsung selama 5 hari. Dengan pengoperasian tungku pada malam hari, waktu pengeringan lebih singkat yaitu sekitar 36-44 jam
Pengering
hybrid merupakan pengering yang menggunakan dua atau lebih sumber energi
untuk proses penguapan air. Teknologi ini merupakan alternatif teknologi untuk
pengeringan produk pertanian. Pengering mekanis sistem hybrid pada
prinsipnya sama seperti pengeringan mekanis pada umumnya. Radiasi matahari
diubah menjadi energi panas, dikombinasikan dengan energi panas hasil
pembakaran biomassa apabila radiasi matahari berkurang atau tidak ada. Mesin
pengering sistem hybrid secara umum terdiri atas media penangkap
radiasi, ruang pengering, tungku pembakaran, dan cerobong. Mesin pengering
sistem hybrid juga menggunakan bantuan alat lain untuk membantu
sirkulasi udara panas yang ditangkap dan disebar di dalam ruang pengering.
Distribusi suhu pada ruang pengering sangat berpengaruh dalam mengeringkan
bahan pangan yang dikeringkan (Dhanika, 2010). Apabila kondisi cuaca cerah pada
siang hari maka pengeringan memanfaatkan penuh sumber energi matahari,
sedangkan pada malam hari atau pada kondisi cuaca hujan atau mendung maka
sumber energi dikombinasikan dengan energi hasil pembakaran bio-massa.
Mesin pengering hybrid
bisa diartikan mesin pengering yang mempuyai atau memanfaatkan dua sumber energi
dalam pengoperasiannya, biasanya kombinasi sumber energi yang
sering digunakan adalah :
1. Mesin Pengering hybrid tenaga matahari dan biomassa.
2. Mesin Pengering hybrid tenaga matahari dan gas.
3. Mesin Pengering hybrid gas dan biomassa.
1. Mesin Pengering hybrid tenaga matahari dan biomassa.
2. Mesin Pengering hybrid tenaga matahari dan gas.
3. Mesin Pengering hybrid gas dan biomassa.
Mesin
pengering hybrid dalam operasional akan memerlukan lebih sedikit biaya dan
sangat membantu dalam hal proses pengeringan. Mesin pengering hybrid ini bisa dimanfaatkan
untuk pengeringan hasil pertanian, laut maupun untuk hasil industri kecil
seperti pengeringan kerupuk,tanaman herbal dan lainnya
Mekanisme
kerja sistem pengering hibrida yaitu pada mesin pengering ini mempunyai
komponen utama terdiri atas kolektor yang juga berfungsi sebagai vortex,
distributor, ruang pengering, hopper, tungku biomassa konveyor dan
pneumatik. Pertama-tama gabah dimasukkan kedalam hopper melalui pintu
transparan. Pintu dibuat transparan dimaksudkan agar tenaga matahari dapat
masuk kedalam hopper sehingga akan terjadi pemanasan/pengeringan
pendahuluan dari gabah. Bagian bawah hopper mengerucut dengan sudut dengan
bidang datar >30 derajat dan bersambung dengan pipa konveyor pneumatik
dengan pipa, sehingga gabah dalam hopper akan jatuh secara gravitasi
kedalam pipa konveyor. Udara panas dari tungku pemanas disalurkan melalui pipa
pemanas masuk ke pipa konveyor melalui pipa pemasok. Gabah akan terdorong dan
terangkut melalui pipa konveyor akibat dorongan kipas sentrifugal, Gabah akan
terdistribusi dalam distributor dan disebarkan secara merata kedalam
kolektor surya-ruang pengering (KSP). Gabah yang tersebar kedalam KSP ini akan
jatuh secara gravitasi kedalam hopper dan untuk seterusnya secara garavitasi
masuk ke pipa konveyor melalui pipa mengulangi siklus resirkulasi.
Dalam
KSP ini terjadi proses pengeringan dimana udara pengering masuk dari pintu
berbentuk segi empat yang akibat pemanasan oleh kolektor surya akan bergerak
keatas disebabkan karena kerapatannya menjadi ringan disamping daya hisap dari
vortex yang terletak diatas distributor. Udara panas dari pipa pemanas juga
memasok udara panas kotak penukar panas yang terletak di bagian bawah KSP untuk
memasok panas saat cuaca buruk atau saat matahari tidak ada. Udara panas ini
akan terbuang keluar dari cerobong dekat dibagian atas KSP dibawah distributor.
Sumber panas dapat dipasok dari tungku pemanas dengan bahan bakar arang atau
energi biomassa yang berasal dari limbah pertanian. Pada saat jatuh secara
gravitasi pada ruang pengering bahan akan menggelinding secara turbulen yang
menyebabkan proses pengeringan menjadi merata. Uap air hasil pengeringan akan
terbuang melalui bukaan sepanjang ruang pengering yang diberi kawat kasa
untuk menghindari jatuhnya bahan ke luar ruang. Setelah keluar dari ruang pengering
bahan akan jatuh ke hopper untuk mengulangi siklus pengeringan. Begitu
seterusnya sampai bahan menjadi kering sempurna. Proses pengeringan berlangsung
secara kontinyu serta mengalir secara turbulen dan teraduk merata sehingga akan
mempercepat proses pengeringan dan menghasilkan kadar air akhir yang relative
homogen.
Pengering hybrid memiliki kelebihan
dan kekurangan dalam penggunaanya. Kelebihannya yaitu Biaya operasional yang sedikit, berlangsung secara kontinyu,
tidak tergantung tempat, waktu dan cuaca, kadar air yang dihasilkan relative homogeny,
proses pengeringan yang cepat karena teraduk merata,
menggunakan dua sumber energi yang berbeda. Sedangkan kelemahannya yaitu luas
penampung pengeringan yang kecil dan terbatas pada pengeringan produk pertanian
berbentuk padat.
Disamping berdasarkan pertimbangan –
pertimbangan ekonomi, pemilihan alat pengering ditentukan oleh faktor – faktor
berikut :
1. Kondisi bahan yang dikeringkan
(bahan padat, yang dapat mengalir, pasta, suspensi)
2. Sifat – sifat bahan yang akan
dikeringkan (misalnya apakah menimbulkan bahaya kebakaran, kemungkinan
terbakar, ketahanan panas, kepekaan terhadap pukulan, bahya ledakan debu, sifat
oksidasi).
3. Jenis cairan yang terkandung
dalam bahan yang dikeringkan (air, pelarut organik, dapat terbakar,
beracun)
4. Kuantitas bahan yang dikeringkan
5. Operasi kontinu atau tidak
kontinu.
metode pengeringan buatan dilakukan
melalui pemberian panas yang relatif konstan terhadap bahan pangan atau
biji-bijian, sehingga proses pengeringan dapat berlangsung dengan cepat dengan
hasil yang maksimal. Dengan pengeringan buatan diharapkan kandungan air
mula-mula sekitar 30 % akan turun sedemikian rupa hingga mencapai kadar air 12
– 16 %. Pengeringan buatan atau pengeringan mekanis dapat dilakukan dengan dua
metode yaitu :
a. Pengeringan
kontinyu/berkesinambungan (continuous drying), dimana pemasukan dan pengeluaran
bahan berjalan terus menerus.
b. Pengeringan tumpukan (batch
drying), bahan masuk ke alat pengering sampai pengeluaran hasil kering,
kemudian baru dimasukkan bahan berikutnya.
Pada metode berkesinambungan, bahan
bergerak melalui ruang pengering dan mengalami kontak dengan udara panas secara
paralel atau berlawanan. Pada metode tumpukan terdapat tiga jenis yaitu :
(a) Pengeringan langsung (direct
drying), bahan yang dikeringkan langsung berhubungan dengan udara yang
dipanaskan.
(b)Pengeringan tidak langsung
(indirect drying), udara panas berhubungan dengan bahan melalui perantara,
umumnya berupa dinding-dinding atau tempat meletakkan bahan. Bahan akan
kontak dengan panas secara konduksi.
(c)Pengeringan beku (freeze drying),
dalam hal ini bahan ditempatkan pada tempat hampa udara, lalu dialiri udara
yang sangat dingin melalui saluran udara sehingga air bahan mengalami sublimasi
yang kemudian dipompa ke luar ruang pendingin.
Cara pengeringan secara umum ke
dalam empat golongan menurut suhu udara pengeringnya, yaitu :
a.Cara pengeringan dengan suhu
sangat rendah (ultra low temperature drying system)
b.Cara pengeringan dengan suhu
rendah (low temperature drying system)
c.Cara pengeringan dengan suhu
tinggi (high temperature drying system)
d.Cara pengeringan dengan suhu
sangat tinggi (ultra high temperature drying system). (Esmay dan Soemangat,
1973)
V. KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:
1.
Pengeringan merupakan
proses mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan
mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat
atau terhenti.
2.
pengering
hybrid merupakan pengering yang menggunakan dua atau lebih energy
3.
penggunakan
pengering hybrid memiliki kelebihan berupa proses pengeringan yang cepat karena
teraduk merata, tidak memerlukan tempat yang luas.
4.
pengering
hybrid juga memiliki kelemahan yaitu luas penampung pengeringan yang kecil dan
terbatas pada pengeringan produk pertanian berbentuk padat.
5.
.Mesin
pengering hybrid mempunyai komponen
utama terdiri atas kolektor yang juga berfungsi sebagai vortex,
distributor, ruang pengering, hopper, tungku biomassa konveyor dan
pneumatic
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008.
Pengeringan.
[online],(http://jut3x.multiply.com/journal/item/5/
Metode_Pengeringan, diakses pada 14 november 2016.
Hardjosentono, dkk. 2009. Mesin-mesin
Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.
.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar